Halaman

Senin, 12 November 2012

SHALAT TAUBAT

      Setiap manusia pasti pernah berbuat dosa dan kesalahan, Besar atau kecil dosa yang di perbuat manusia si di sisi Allah Swt sama, Dia akan Membalas sesuai dengan kadar kesalahan atau dosa yang di perbuat manusia. Tahulah kita bahwa siksa Allah Swt sangat pedih. Oleh sebab itu Allah Swt menyuruh manusia bertaubat,Maka bertaubatlah dan memohon ampun kepada-Nya. Sesungguhnya allah Swt sangat pemaaf dan pengampun. Bagaimana cara bertaubat dan memohon ampun yang benar

Firman Allah SWT ( Q.S.2..Al-Baqarah:153 )
yaa ayyuhaa lladziina aamanuus ta'iinuu bish shabri wash shalaati
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,sesungguhnya allah beserta orang-orang yang sabar.

Allah Swt juga Berfirman ( Q.S.66.At-tahriim:8 ) 
yaa ayyuhal ladziina aamanuu tuubuu ilaa allaahi taubatan nashuuha
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya)

Ayat di atas menunjukan bahwa bertaubat harus sungguh-sungguh.

Allah Swt Berfirman ( Q.S.2.Al-Baqarah:160 ) 

illaa alladziina taabuu wa-ashlahuu wabayyanuu faulaa-ika atuubu 'alayhim..
Artinya : kecuali mereka yang telah bertaubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya

     Ayat-ayat tersebut adalah perintah Allah Swt kepada orang beriman dan menjelaskan cara taubat yang di terima. Demikian itu petunjuk Allah Swt tentang taubat yang di terima.

     Arti taubat menurut bahasa adalah kembali.Orang yang telah bertaubat berarti telah kembali dari perbuatan yang dilarang agama,menuju kepada kepatuhan atau kembali kepada fitrah.Bertaubat dan mohon ampun kepada Allah Swt hendaknya harus disertai niat yang sungguh-sungguh untuk meninggalkan dan menyesali perbuatannya,serta berjanji tidak mengulangi perbuatannya dengan menerangkan semua apa-apa yang di sembunyikan dalam hati.

      Taubat bukan sekedar menghapus dosa tetapi juga dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt,dan hukumnya wajib.Demikian ketentuan dalam Al-Quran tentang cara-cara taubat dan memohon ampun,telah sangat jelas.untuk itu ikuti petunjuk Al-Quran dan ikuti maunya Allah Swt. Karena Al-Quran adalah pedoman,tidak boleh ada keraguan terhadap isinya

     Sebelum menjalankan shalat taubat hendaknya mengetahui kiat atau polanya.lakukan shalat taubat berulang-ulang hingga 41 kali atau 41 hari.untuk itu sebaiknya tunda dahulu mengerjakan shalat sunat yang lain. tetapi fokus kepada shalat taubat agar hasilnya positif.

    Selesai menjalankan paket 41 kali atau 41 hari shalat taubat coba hasilnya di analisa. Biasanya apabila paket itu di lakukan dengan sungguh - sungguh pasti ada perubahan dalam pola ibadahnya.misalnya yang tadinya males shalat jadi rajin shalat. tadinya tidak pernah kemesjid mulai mendatangkan masjid, sebelumnya tidak pernah membaca Al Quran mulai membaca Al Quran. sesungguhnya perubahan itu adalah tanda bahwa hidayah telah datang.

Karena hidayah telah datang mulailah berhajat,tahajud atau dhuha pasti permohonannya di Kabul Allah Swt.dan apabila masih belum terkabul harus intropeksi lagi mungkin masih ada dosa yang belum di taubati.Sebab kunci keberhasilan permohonan atau do’a akan di tentukan oleh taubatnya. Karena tidak ada permohonan manusia kepada Allah Swt yang di tolak. Allah Swt tidak pernah ingkar terhadap janjinya.

Firman Allah Swt ( Q.S.2.Al-baqarah:186 )
wa-idzaa sa-alaka 'ibaadii 'annii fa-innii qariibun ujiibu da'watad daa'i idzaa da'aani falyastajiibuu lii walyu’minuu bii la'allahum yarsyuduuna
Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Demikian itu petunjuk Allah Swt dalam Al-Quran tentang taubat yang di terima. Selamat menjalankan

Minggu, 11 November 2012

MANDI SYAHADAT


              Setiap umat islam sangat di anjurkan memelihara kesucian secara lahir maupun bathin ( suci jasmani dan rohani ) agar selalu terpelihara dari perbuatan syetan,iblis,maupun jin yang terkutuk.

Allah Swt Berfirman ( Q.S.2.Al - Baqorah :222 )

Innallaha yuhibbut tawwabiina wa yuhibbul mutatohhiriin
Artinya : sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri

           Ayat tersebut di atas menjadi dasar hokum bahwa bersuci atau thaharah penting dan utama. Bersuci mencakup dua hal,yakni bersuci dari hadast dan najis. Suci dari hadast dan najis menjadi syarat mutlak sahnya ibadah shalat. Selain berhadast seseorang menjadi batal atau tidak sah ibadah shalatnya kalau ia dalam keadaan junub,demikian juga wanita yang haid, Tidak di wajibkan bagi seorang mu’min laki-laki maupun perempuan melaksanakan shalat sebelum mereka suci dari hadast dan najis. Kecuali mereka telah suci dengan cara mandi wajib atau mandi jinabat.
            Diluar mandi wajib ada mandi lain yang sudah popular dan dilaksanakan oleh sebagian umat muslim yaitu mandi sebelum shalat jum’at,sebelum shalat Idul fitri dan Idul Adha. Dalam Khazanah keilmuan Islam ada mandi yang semisal dengan itu,Namanya mandi syahadat,yaitu mandi membuang sial.
            Keutamaan mandi syahadat selain membersihkan kotoran maupun najis dari seluruh anggota tubuh juga mensucikan rohani dari pengaruh,gangguan dan godaan syetan terkutuk. Sehingga orang yang mandi syahadat akan terpelihara dari penyakit rohani seperti sombong,iri hati,dengki,hasud,syirik,zalim,musyrik,dan masih banyak lagi dalil yang menjadi dasar “mandi syahadat” atau mandi membuang sial.

Firman Allah Swt  ( Q.S.38.As-Shad:41-42 )
…annii massaniya asysyaythaanu binushbin wa'adzaabi. urkudh birijlika haadzaa mughtasalun baaridun wasyaraabun
Artinya : Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan. Hantamkanlah kakimu. inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum

         Ayat itu turun berkenaan dengan nabi ayub As saat ditimpa mudharat/penyakit,kemudian dia pun menyeru tuhannya. Maka turunlah perintah kepada ayub untuk mandi. Dan setelah ia mandi,penyakitnya disembuhkan Allah Swt. Dalam ilmu tasawuf mandi seperti yang di lakukan Nabi Ayub As itu disebut mandi syahadat atau mandi membuang sial. Demikian ayat yang menjadi dasar mandi syahadat.

Manfaat lain dari mandi syahadat selain mebuang sial adalah :

            1.     Mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki kadar keimanan.
2.     Membuka aura atau penutup dalam diri.
3.     Menghilangkan penyakit kejiwaan seperti stress,gila atau hilang ingatan.
4.     Membuang sial atau mengubah nasib.
5.     Mempermudah segala urusan.
6.     Menyembuhkan penyakit jasmani.

TATA CARA MANDI

1.Niat Mandi Syahadat

            Niat mandi syahadat hendaknya di ucapkan di luar kamar mandi dan dalam keadaan aurat tertutup,karena ada ayat al-Quran yang di baca. Sedangkan membaca ayat Al-Quran dalam keadaan aurat terbuka dilarang. Batas aurat laki-laki sekurang-kurangnya tali pusar sampai lutut harus tertutup.Sedang aurat wanita sekurang-kurangnya menutup payudara sampai di bawah lutut.


2.Lafadz Niat Mandi

            A’uidzu billahi minas syaithaanir rajiim.Bismillah hirohmaanir rohiim. Asyhadu anlaa ilaaha illallaah, waasyhadu anna Muhammadar rasulullah, Allahuma shalli’alla Muhammad wa ala’aali Muhammad, Annii massaniyasy syaithoni binusbiw wa’adzabi.Anni massaniyadh dhurru wa anta arhamur rohimiin, Nawaitu ghusla lirof’il was waasisy syayathiin-wal iblis-wal jinni-wal insi min syari maa kholaq, fardhan lillahi ta’allaa.
Artinya :’aku berlindung kepada allah dari godaan syetan yang terkutuk.Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.Aku bersaksi tidak ada tuhan selain Allah dan Aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan ( rasul ) Allah. Ya Allah aku disentuh syetan dengan kepayahan dan siksaan. Ya Allah aku disentuh kemudharatan/penyakit,sedang engkau maha pengasih dari segala pengasih.
Sengaja aku mandi/mandi syahadat untuk membersihkan dan mensucikan jasmani dan rohani dari segala kotoran dan penyakit dan juga menghilangkan godaan,gangguan dan pengaruh syetan,iblis,jin serta kejahatan makhluk ciptaan Allah semata-mata karena Allah Ta’ala”.


 3. Kesempurnaan Mandi

            Cara mandi syahadat sama seperti mandi wajib,yakni menyiram/membasuh air ke seluruh anggota tubuh dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1.     Membasuh kulit kepala
2.     Membasuh lubang hidung
3.     Membasuh telinga dan daun telinga
4.     Mabasuh ketiak
5.     Membasuh sekitar payudara ( bagi wanita )
6.     Membasuh lubang pusar
7.     Membasuh bagian vital ( kubul dan dubur )
8.     Membasuh sela-sela jari kaki.

Penting untuk diperhatikan bahwa melaksanaka mandi wajib dan mandi syahadat harus hati-hati dan teliti. Seluruh bagian anggota tubuh harus terbasuh air supaya mandinya tidak batal. Kalau mandinya batal maka batal pula ibadah shalatnya.

MUSIBAH DAN KEMUDHARATAN


            Hukum sebab dan akibat berlaku pasti di bawah pengawasan Allah SWT disebut takdir. Kemudharatan maupun musibah adalah bagian dari takdir, dan biasanya datang kepada setiap manusia sebagai hukuman atau peringatan Allah Swt. Musibah dengan kemudharatan adalah berbeda. Musibah terjadi di karenakan adanya unsur sebab akibat yang sebenarnya bisa di hindari kalau orang itu mau.Walhasil musibah itu terjadi disebabkan oleh perbuatannya.

Allah Swt berfirman dalam  ( Q.S.53 An-Najm : 39 - 40 )
                                                                                                         
wa-an laysa lil-insaani illaa maa sa'aa 


artinya : bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang di usahakannya                                                                     
                                                                                                       
wa anna sa'yahu saufa yuraa :40
artinya : dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan ( kepadanya ) 


Dalam Ayat lain Allah SWT juga berfirman ( Q.S 20.Thaahaa:78 ) 
fa-atba'ahum fir'aunu bijunuudihi faghasyiyahum mina alyammi maa ghasyiyahum.

artinya : Maka Fir'aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka.

          Ayat tersebut menjelaskan bawha apa yang diperoleh manusia adalah hasil perbuatannya. seperti yang di alami Fir'aun adalah akibat perbuatannya. ia di tenggelamkan Allah SWT kedasar laut karena sombong dan sangat duhaka, serta berlaku semena mena terhadap rakyatnya. bahkan ia mengaku sebagai Tuhan. Kalau saja Fir'aun mengikuti seruan nabi musa yang mengajaknya untuk beriman kepada Allah SWT,kemudian dia bertaubat pasti ia tidak akan di tenggelamkan Allah SWT. Artinya musibah itu tidak akan terjadi

       Berbeda dengan kemudharatan, Tidak terdapat unsur sebab akibat yang terkadang sulit di terima akal sehat.Untuk lebih jelasnya seperti apa kemudharatan perhatikan 
Firman Allah SWT ( Q.S.21.Al-Anbiyaa:89 )
…rabbi laa tadzarnii fardan wa-anta khayru alwaaritsiina  
artinya : Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri ( tidak mempunyai keturunan ) dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.

Dalam Ayat lain Allah SWT berfirman ( Q.S.21.Al-Anbiyaa:83 ) :

                                                                           
…Anni massaniyadh dhurru wa anta arhamur raahimiin  
Artinya : dan ( ingatlah berita ) Ayub ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Sesungguhnya Aku disentuh kemudharatan ( penyakit ),Sedang engkaulah Tuhan yang lebih pengasih dan segala penyayang.


Dan ayat di atas adalah kisah nabi yaitu zakaria dan ayub yang menyeru kepada Allah Swt mengadukan nasibnya. Nabi Zakaria As memohon di beri keturunan dan Nabi Ayub As menyeru Allah Swt karena penyakitnya yang sangat parah. Apa yang dialami oleh Nabi Zakaria dan Ayub bukanlah musibah, tapi kemudharatan, karena tidak ada unsur sebab akibat. Secara akal sehat, Pastinya tidak ada yang sulit bagi para Nabi. Sungguh itu adalah benar-benar ujian Allah kepada mereka.

Firman Allah SWT ( Q.S.29. Al-Ankabut:2 ) 
 a hasiban nasu an yutrakuu an yaquuluu aamannaa wahum laa yuftanuun 
artinya :  Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi.


          Ayat di atas menegaskan bahwa manusia, siapapun dia selama hidupnya pasti akan di uji Allah Swt.tidak terkecuali nabi dan rasul. Zakaria dan Ayub adalah hamba-hamba terpilih. mereka Nabi dan pasti beriman,mereka benar-benar di uji Tuhannya. Dan itu Adalah sebagian pelajaran buat manusia yang punya hati dan akal di kemudian hari.
          Agama Islam telah memberi tuntunan kepada pemeluknya, tatkala musibah atau kemudharatan itu datang.Hendaklah kembali kepada agama dan mencari tuhannya. Karena tidak akan ada satu manusiapun di muka bumi yang dapat menyelamatkan atau menolong manusia dari bencana, kecuali Allah Swt

          Tahulah kita bahwa musibah dan kemudharatan itu datang dari Allah Swt. Oleh sebab itu tidak akan ada manfaatnya berkeluh kesah di kala ada musibah,kemudian menceritakan kesulitan yang di hadapinya kepada manusia, baik kepada keluarga,atau teman-teman. Itu bukan solusi malahan bisa mendatangkan kemusyrikan. Lebih baik datangi tuhannya,ceritakan dan mengadulah tentang nasib atau musibah yang sedang di hadapi. Mintalah pertolongan kepadaNya untuk merubah nasib sampai musibah dan sial di ganti oleh Allah Swt dengan kebaikan atau kenikmatan.

Firman Allah SWT ( Q.S.13.Ar-Rad :11 )
  
lahu mu'aqqibaatum min bayni yadayhi wamin khalfihi yahfazhuunahu min amrillaahi inna allaaha laa yughayyiru maa biqawmin hattaayughayyiruu maa bi-anfusihim wa-idzaa araada allaahu biqawmin suu-an falaa maradda lahu wamaa lahum min duunihi min waalin
artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.


Seperti itulah perbedaan musibah dengan kemudharatan. Dan penting untuk dipahami agar apabila datang musibah atau kemudharatan tidak langsung berpasrah diri kemudian mengatakan sudah nasib. Ketahuilah bahwa sesuatu yang datang dari Allah Swt tidak ada yang sia-sia,namun ada rahaisa Allah Swt yang manusia harus mencari tahu.itulah gunanya mengintropeksi diri atau muhasabah.