Halaman

Minggu, 11 November 2012

MUSIBAH DAN KEMUDHARATAN


            Hukum sebab dan akibat berlaku pasti di bawah pengawasan Allah SWT disebut takdir. Kemudharatan maupun musibah adalah bagian dari takdir, dan biasanya datang kepada setiap manusia sebagai hukuman atau peringatan Allah Swt. Musibah dengan kemudharatan adalah berbeda. Musibah terjadi di karenakan adanya unsur sebab akibat yang sebenarnya bisa di hindari kalau orang itu mau.Walhasil musibah itu terjadi disebabkan oleh perbuatannya.

Allah Swt berfirman dalam  ( Q.S.53 An-Najm : 39 - 40 )
                                                                                                         
wa-an laysa lil-insaani illaa maa sa'aa 


artinya : bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang di usahakannya                                                                     
                                                                                                       
wa anna sa'yahu saufa yuraa :40
artinya : dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan ( kepadanya ) 


Dalam Ayat lain Allah SWT juga berfirman ( Q.S 20.Thaahaa:78 ) 
fa-atba'ahum fir'aunu bijunuudihi faghasyiyahum mina alyammi maa ghasyiyahum.

artinya : Maka Fir'aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka.

          Ayat tersebut menjelaskan bawha apa yang diperoleh manusia adalah hasil perbuatannya. seperti yang di alami Fir'aun adalah akibat perbuatannya. ia di tenggelamkan Allah SWT kedasar laut karena sombong dan sangat duhaka, serta berlaku semena mena terhadap rakyatnya. bahkan ia mengaku sebagai Tuhan. Kalau saja Fir'aun mengikuti seruan nabi musa yang mengajaknya untuk beriman kepada Allah SWT,kemudian dia bertaubat pasti ia tidak akan di tenggelamkan Allah SWT. Artinya musibah itu tidak akan terjadi

       Berbeda dengan kemudharatan, Tidak terdapat unsur sebab akibat yang terkadang sulit di terima akal sehat.Untuk lebih jelasnya seperti apa kemudharatan perhatikan 
Firman Allah SWT ( Q.S.21.Al-Anbiyaa:89 )
…rabbi laa tadzarnii fardan wa-anta khayru alwaaritsiina  
artinya : Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri ( tidak mempunyai keturunan ) dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.

Dalam Ayat lain Allah SWT berfirman ( Q.S.21.Al-Anbiyaa:83 ) :

                                                                           
…Anni massaniyadh dhurru wa anta arhamur raahimiin  
Artinya : dan ( ingatlah berita ) Ayub ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Sesungguhnya Aku disentuh kemudharatan ( penyakit ),Sedang engkaulah Tuhan yang lebih pengasih dan segala penyayang.


Dan ayat di atas adalah kisah nabi yaitu zakaria dan ayub yang menyeru kepada Allah Swt mengadukan nasibnya. Nabi Zakaria As memohon di beri keturunan dan Nabi Ayub As menyeru Allah Swt karena penyakitnya yang sangat parah. Apa yang dialami oleh Nabi Zakaria dan Ayub bukanlah musibah, tapi kemudharatan, karena tidak ada unsur sebab akibat. Secara akal sehat, Pastinya tidak ada yang sulit bagi para Nabi. Sungguh itu adalah benar-benar ujian Allah kepada mereka.

Firman Allah SWT ( Q.S.29. Al-Ankabut:2 ) 
 a hasiban nasu an yutrakuu an yaquuluu aamannaa wahum laa yuftanuun 
artinya :  Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi.


          Ayat di atas menegaskan bahwa manusia, siapapun dia selama hidupnya pasti akan di uji Allah Swt.tidak terkecuali nabi dan rasul. Zakaria dan Ayub adalah hamba-hamba terpilih. mereka Nabi dan pasti beriman,mereka benar-benar di uji Tuhannya. Dan itu Adalah sebagian pelajaran buat manusia yang punya hati dan akal di kemudian hari.
          Agama Islam telah memberi tuntunan kepada pemeluknya, tatkala musibah atau kemudharatan itu datang.Hendaklah kembali kepada agama dan mencari tuhannya. Karena tidak akan ada satu manusiapun di muka bumi yang dapat menyelamatkan atau menolong manusia dari bencana, kecuali Allah Swt

          Tahulah kita bahwa musibah dan kemudharatan itu datang dari Allah Swt. Oleh sebab itu tidak akan ada manfaatnya berkeluh kesah di kala ada musibah,kemudian menceritakan kesulitan yang di hadapinya kepada manusia, baik kepada keluarga,atau teman-teman. Itu bukan solusi malahan bisa mendatangkan kemusyrikan. Lebih baik datangi tuhannya,ceritakan dan mengadulah tentang nasib atau musibah yang sedang di hadapi. Mintalah pertolongan kepadaNya untuk merubah nasib sampai musibah dan sial di ganti oleh Allah Swt dengan kebaikan atau kenikmatan.

Firman Allah SWT ( Q.S.13.Ar-Rad :11 )
  
lahu mu'aqqibaatum min bayni yadayhi wamin khalfihi yahfazhuunahu min amrillaahi inna allaaha laa yughayyiru maa biqawmin hattaayughayyiruu maa bi-anfusihim wa-idzaa araada allaahu biqawmin suu-an falaa maradda lahu wamaa lahum min duunihi min waalin
artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.


Seperti itulah perbedaan musibah dengan kemudharatan. Dan penting untuk dipahami agar apabila datang musibah atau kemudharatan tidak langsung berpasrah diri kemudian mengatakan sudah nasib. Ketahuilah bahwa sesuatu yang datang dari Allah Swt tidak ada yang sia-sia,namun ada rahaisa Allah Swt yang manusia harus mencari tahu.itulah gunanya mengintropeksi diri atau muhasabah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar